Posting kali ini saya akan membahas tentang ORIGAMI, salah satu kesenian unik yang perlu kita coba disaat waktu senggang...check it out....^_^
Pengertian Origami
Origami (折り紙, dari ori yang berarti “lipat”, dan
kami yang berarti “kertas” merupakan seni tradisional melipat kertas yang
berkembang menjadi suatu bentuk kesenian yang modern.
Origami adalah sebuah
seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau
kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu
hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.
Secara umum untuk membuat origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas
biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat
beragam sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak
berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah dan
sebagainya.
Sejarah Origami di Jepang
Origami merupakan satu
kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula
diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang
Tiongkok dikasi yang bernama Ts’ai Lun.
Pembuatan kertas dari
potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi
kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat
Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.
Pada abad ke-6, cara
pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun
610 di masa pemerintahan kaisar wanitaSuiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō
(Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas
dan tinta. Kemudian seni ini berkembang mula-mula pada zaman Muromachi
(1333-1568) dan kemudian pada zaman Edo (1603–1868). Karena harganya yang
sangat mahal pada masa itu, penggunaannya terbatas hanya pada kegiatan-kegiatan
seremonial seperti untuk Noshi. Terpisah dari itu, berkembang pula
kesenian melipat kertas di Eropa, yang disebarkan dari Mesir dan Mesopotamia ke
Spanyol pada abad ke-16 dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa barat. Sebuah
karya origami tradisional berbentuk bangau. Untuk waktu yang lama, model-model
yang dikenal hanya terbatas pada model-model tradisional seperti bangau di
Jepang dan pajarita di Spanyol. Akira Yoshizawa(1911–2005) membuat
inovasi dengan menciptakan model-model baru yang kemudian membawa perubahan
besar dalam perkembangan origami. Beliau menciptakan sebuah sistem penggambaran
sistemastis (yang disebut diagram)) untuk menunjukkan langkah-langkah pelipatan
suatu model yang dapat disebarluaskan dan dipahami oleh banyak pihak. Sistem
ini adalah dasar dari Sistem Yoshizawa-Randlettyang sekarang lazim
digunakan untuk instruksi lipat model origami.
Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama
dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.
Washi (和紙, Washi?) atau Wagami
adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang.
Dibandingkan kertas produksi mesin, serat dalam washi lebih panjang sehingga
washi bisa dibuat lebih tipis, namun tahan lama, tidak cepat lusuh atau sobek.
Origami merupakan kesenian tradisional dari Jepang.
Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di
Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami,
Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung
Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur,
bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis
pintu dorong.
Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yang terkenal kuat
dan tidak mudah lusuh.
Tokoh dan Seniman Origami
Seorang pembuat origami biasa disebut sebagai paperfolder (pelipat kertas). Para pelipat kertas ini
bisa merupakan suatu kumpulan orang-orang dari berbagai latar belakang yang
sangat berbeda seperti, seniman, ilmuwan atau juga para pecinta
sepertiibu-ibu/orang dewasa, anak-anak, dan remaja. Bahkan para pendidik hingga
ahli terapi. Pada umumnya, orang menganggap origami adalah oleh, dan, untuk
anak-anak, atau sebagai pelatihan keterampilan. Akan tetapi, akhir-akhir ini origami telah menjadi populer sebagai sebuah bentuk hobi bagi orang dewasa. Maka
dari itu, kegunaan origami tidak hanya sebagai seni keterampilan atau untuk
membuat mainan dari kertas saja. Origami pun memiliki banyak kegunaan/fungsi bagi kehidupan masyarakat Jepang.
Dewasa ini seni
origami sudah berkembang semakin maju dan banyak seniman origami bermunculan. Origami yang diciptakan oleh kalangan seniman ini benar benar sangat indah bercita
rasa seni yang sangat tinggi. Susah untuk dipercayai bahwa banyak bentuk yang
bisa diciptakan oleh selembar kertas utuh tanpa memotong ataupun menggunakan
perekat namun hanya mengandalkan lipatan saja. Salah satu seniman origamipaling terkenal saat
ini adalah Satoshi Kamiya yang mampu membuat berbagai bentuk origami sulit hanya dari selembar kertas dan sekali lagi tanpa memotongnya sama
sekali. Karya origami berbentuk seekor naga menurunya adalah yang paling sulit karena membutuhkan
waktu sampai beberapa bulan untuk mengerjakannya. Karya sejenis juga banyak
dijumpai namun banyak diantaranya yang dibuat bukan dari satu lembar kertas utuh
jadi tingkat kesulitannya tentu saja berbeda.
Berikut ada beberapa
tokoh dan seniman origami, antara lain :
Tokoh Origami:
Tomoko Fuse
Robert J.Lang
Akira Yozhizawa
Kusho Uchiyama
Ihara Saikaku, dan
lain-lain.
Seniman Origami:
Chris Palmer
Eric Gjerde
Polly Verity
Joel Cooper
Christine Edison
Ray Schamp
Roberto Gretter
Goran Konjevod
Cristiane Bettens, dan
lain-lain
Perkembangan Origami di
Jepang
Para Sejarahwan
umumnya menyatakan origami berasal dari negeri asal kertas, yakni Cina.
Namun perkembangan origami hingga menjadi bentuk seni seperti saat ini memang
berawal di Jepang. Semula origami dipraktekkan oleh kaum bangsawan dan
agamawan di Jepang untuk membuat hiasan dekorasi bagi upacara tradisional dan
keagamaan. Dengan seiring waktu origami semakin populer hingga menjadi kesenian rakyat Jepang
Perkembangan origami modern dipelopori oleh Akira Yoshizawa dari Jepang pada tahun
1950’an. Akira mempelopori origami modern dengan membuat origami dengan
mengambil berbagai model realistik dari binatang, benda atau bentuk-bentuk
dekoratif. Model origami ini sama sekali berbeda dengan origami tradisonal
Jepang yang telah dikenal sebelumnya. Ribuan model origami telah berhasil
dibuat oleh Akira.
Selain mempelopori
berbagai model baru, Akira juga memberi sumbangan besar bagi perkembangan origami dengan memperkenalkan Teknik lipatan basah dan diagram
“Yoshizawa-Randlett”. Lipatan basah merupakan teknik baru dalam melipat kertas
dengan cara membasahi kertas lebih dulu agar lentur sehingga mudah dibentuk.
Sedangkan diagram “Yoshizawa-Randlett” merupakan diagram tentang cara penulisan
instruksi cara pembuatan model origami dengan menggunakan simbol-simbol seperti
panah dan garis. Diagram “Yoshizawa-Randlett” memudahkan kalangan penggemar
origami di seluruh dunia dalam memahami instruksi cara pembuatan origami,
sehingga sekarang telah diterima dan digunakan di seluruh dunia sebagai diagram
baku dalam penulisan instruksi cara pembuatan model origami.
Perkembangan Origami di
Indonesia
Di Indonesia sendiri
origami bisa dikatakan memiliki ruang khusus bagi penggemarnya. Sejak di Play
Group hingga taman kanak-kanak (TK), pelajaran keterampilan melipat kertas
sudah diajarkan, mulai dari melipat kertas menjadi kipas, bunga, sampai hewan.
Tapi beranjak dewasa, seni keterampilan itu tidak lagi dipelajari di sekolah,
lambat laun orang mulai melupakan seni lipat ini. Namun diluaran, seni melipat
kertas justru berkembang pesat, bahkan menjadi nilai tersendiri yang bernilai
seni.
Seni melipat kertas
yang sangat populer di negeri sakura ini, merujuk pada seni melipat kertas
menjadi suatu bentuk atau gambaran tertentu. Bentuk yang dimaksud bisa berupa
hewan, tumbuhan, ataupun benda tertentu. Dalam membuat origami dibutuhkan
ketelitian, kesabaran, dan ketekunan.
Anda bisa menciptakan
berbagai bentuk sesuai keinginan melalui teknik origami. Seni origami sangat
menyenangkan. Tidak hanya anak-anak, kaum muda dan orangtua pun banyak yang
menyukai kegiatan ini. Hal itu membuat origami sebagai salah satu seni
kerajinan tangan yang berkembang cepat di dunia.
Selain menyenangkan,
kegiatan ini memiliki banyak manfaat lain, di antaranya dapat
meningkatkan kreativitas dan motorik halus anak. Pasalnya, membuat origami
membutuhkan ketelitian dan imajinasi sehingga saraf otak akan bekerja dengan
baik. Tentu saja, dampaknya akan positif bagi perkembangan otak.
Manfaat Origami
Manfaat apa yang akan
didapat saat belajar origami secara konsisten adalah:
a) Anda akan semakin
akrab dengan konsep-konsep dan istilah-istilah Matematika geometri, karena pada
saat bunda atau sorang guru menerangkan origami akan sering menggunakan istilah matematika geometri contohnya : garis,
titik, perpotongan 2 buah garis, titik pusat, segitiga, dll.
b) Bermain origami akan meningkatkan keterampilan motorik halus ananda , menekan kertas dengan
ujung-ujung jari adalah latihan efektif untuk melatih motorik halus ananda.
c) Meningkatkan dan
memahami pentingnya akurasi, saat membuat model origami terkadang kita harus
membagi 2, 3 atau lebih kertas, hal ini membuat ananda belajar mengenai ukuran
dan bentuk yang diinginkan serta keakuratannya.
d) Meningkatkan citra
diri dan bakat ananda.
e) Saat bermain origami ananda akan terbiasa Belajar mengikuti instruksi yang runut.
f) Mengembangkan
pemikiran logis
g) Bermain origami secara konsisten juga merupakan latihan berkonsentrasi, membuat sebuah
model origami tentu saja membutuhkan konsentrasi,dan hal ini dapat dijadikan
sebagai ajang latihan untuk memperpanjang rentang konsentrasi seorang anak,
dengan syarat origaminya dilakukan secara kontinyu dan model yang diberikan
bertahap dari yang paling mudah yang dapat dikerjakan oleh ananda lalu terus
ditingkatkan sesuai kemampuanya.
h) Meningkatkan
persepsi visual dan spasial
i) Mendapatkan untuk
tahu lebih banyak tentang hewan dan lingkungan mereka, ha ini karena bentuk
origami yang dibuat dapat dililih oleh kita dan dapat dijadikan sebagai media
pengenalan hewan dan lingkungan ananda.
j)
Memperkuat ikatan emosi antara orang tua dan anak, bermain origami disertai
komunikasi yang menyenangkan ini akan membangun ikatan yang sungguh baik antara
anak dan orang tua atau guru dan murid.
Jenis-jenis Origami
Mengenai masalah jenis origami, origami dikenal memiliki dua jenis model yaitu model tradisional dan model orisinal
atau dapat disebut juga dengan model modern. Model tradisional merupakan model
yang umum/populer dan biasanya tidak dikenal lagi siapa yang mendesain pertama
kalinya. Meski jumlahnya banyak sekali,biasanya model tradisional ini merupakan
bentuk-bentuk lama. Sementara model orisinal merupakan karya-karya kontemporer
buatan masing-masing para pelipat kertas dan dicantumkan namanya sebagai hak
cipta mereka.
Untuk model atau
bentuk tradisional, model yang sangat melekat dan terkenal bagi masyarakat
Jepang, antara lain:
a. Tsuru (burung
bangau)
Burung bangau memiliki
sifat yang kuat, manis, cantik, dan mempunyai suara yang istimewa sehingga orang
Jepang sangat menghargai arti pentingnya burung bangau ini. Oleh karena itu,
bentuk tsuru atau burung bangau merupakan bentuk origami paling tradisional dan paling indah dan berkembang menjadi subjek favorit
dari origami.
Menurut Meghan Krane
dalam Wijaya (skripsi 2010:4-5) bentuk burung bangau pun dipilih sebagai subjek
kebudayaan Jepang yang sangat berharga. Ada bermacam-macam versi bahwa burung
bangau mempunyai arti dapat membawakan kehormatan, kesetiaan yang abadi, bahkan
ada yang mengartikan bahwa pasangan pengantin akan selalu abadi tanpa berpisah.
Simbol burung bangau ini banyak digunakan orang Jepang sebagai bahan lambing
dan merupakan tema pada seni kerja yang terkenal. Oleh karena burung bangau
disebut sebagai burung keagungan atau burung kemuliaan, dimana dapat dijadikan
teman dalam kehidupan dan akan sangat setia pada pendamping hidupnya.
Menurut legenda yang
ada di Jepang, mengatakan bahwa barang siapa yang melipat 1000 bangau kertas (senbazuru) maka harapannya akan terpenuhi/dikabulkan,
ataupun dapat menyembuhkan penyakit.
b. Katashiro
Bentuk katashiro ini
telah dipergunakan pada masa kuno dalam upacara-upacara Shinto di Kuil Ise.
Katashiro adalah representasi simbolik seorang dewa yang terbuat dari guntingan
kertas khusus yang disebut jingo yoshi (kertas kuil). Bekas-bekas katashiro masih dapat dilihat dalam guntingan
berbentuk manusia yang kini dipergunakan dalam berbagai upacara penyucian dan
dalam guntingan berbentuk boneka yang dipamerkan dalam festival boneka di bulan
Maret.
Sedangkan untuk
model/bentuk modern, perkembangan origami modern dipelopori oleh Akira Yoshizawa pada tahun 1950-an. Akira mempeloporiorigami modern dengan membuat origami dengan mengambil berbagai model realistik dari binatang, benda atau bentuk-bentuk dekoratif. Modelorigami ini berbeda dengan origami tradisional Jepang yang telah ada sebelumnya Berbagai jenis bahan baik
kertas atau material lembaran dipergunakan dan origami modern tidak sekedar melipat tetapi juga melibatkan teknik menggunting,
merekatkan atau menjepit kertas.
Jenis-jenis origami modern yang ada saat ini, antara lain:
a. Origami Pureland
Gaya pureland
dikembangkan oleh John Smith dengan tujuan memudahkan para pemula dalam membuat
suatu model origami. Pada origami, gaya pureland terdapat
persyaratan unik bahwa dalam setiap langkah hanya dibolehkan sekali melipat.
Maka, lipatan yang digunakan hanyalah lipatan gunung dan lipatan lembah.
b. Origami Modular
Pada origami modular,
dari setiap lembar kertas dibentuk menjadi sebuah
modul. Seluruh modul
selanjutnya disatukan dengan cara direkatkan atau dijepit menjadi suatu bentuk
model tertentu, seperti binatang, bangunan atau bunga.
c. Origami Teknis
Berbeda dengan gaya origami lainnya yang banyak didasarkan pada cara
coba-coba melipat agar
menghasilkan suatu bentuk tertentu, pembuatan origami teknis (origami sekkei) diawali dengan mengkaji secara
matematis bentuk-bentuk bidang yang diperlukan dari model yang
akan dibuat lalu membuat pola dari jejak lipatan yang harus
dibuat pada kertas.
Bahan dan Alat untuk
Membuat Origami
Namanya saja seni
melipat kertas, bahan yang paling dibutuhkan tentu saja kertas itu sendiri.
Bahkan, aslinya memang hanya dari selembar kertas tanpa tambahan bahan atau
alat apapun. Standar karakteristik kertas agar mudah dan enak dilipat-lipat
yaitu yang tipis namun kuat. Sebaiknya bukan kertas yang tebal (semacam karton
tebal), atau terlalu lentur (seperti kertas tisu) karena itu akan menyulitkan.
Biasanya kertas yang
digunakan untuk origami berwarna-warni. Warna umumnya hanya ada pada satu sisi sementara sisi
lainnya putih polos. Akan tetapi, pada perkembangannya menjadi bermacam-macam,
seperti berwarna pada kedua sisi atau bercorak/berpola sehingga semakin
menarik.
Jenis-jenis kertas
yang biasa digunakan untuk membuat origami pada saat ini antara lain:
a) Kami adalah kertas berbentuk bujur sangkar ukuran 2,5 cm hingga 25 cm, dengan
satu sisi berwarna dan sisi lainnya berwarna putih. Sisi yang berwarna ada yang
berwarna gradasi, dua warna atau bermotif. Kami menyerupai kertas marmer yang kita kenal.
b) Washi adalah kertas tradisional yang umum digunakan untuk membuat origami di
Jepang. Kertas washi lebih tebal dan kuat dari kertas biasa, sangat menarik serta sangat mahal
Kertas washi ini aslinya dipakai untuk pembatas ruang rumah tradisional di Jepang.
Dimana menurut sejarahnya, sejak dahulu orang Jepang mempelajari cara untuk
menggunakan serat kulit kayu dari semak belukar seperti kozo dan gampi untuk membuat kertas yang tipis tetapi kuat. Kertas tersebut digunakan di
rumah-rumah untuk pintu geser fusuma dan pembatas byobu. Selembar kertas yang kuat diperlukan
untuk hal ini, sehingga pabrik-pabrik mengembangkan teknik untuk menempatkan
serat-serat tersebut dalam sejumlah lapisan. Kertas ini nantinya dapat
digunakan untuk menutupi ruang-ruang kosong pada pintu geser shoji, yang memberikan
kadar privasi tetapi sinar masih dapat menembusnya. Lentera chochin dan lampu andon, yang banyak digunakan dari akhir abad
ke-12 sampai abad ke-17 dan setelahnya, juga membiarkan sedikit sinar melewati
kertas. Lentera chochin yang dapat dilipat membutuhkan kertas yang cukup kuat untuk menahan
pengulangan proses melipat dan membuka lipatan setiap kali lampu ini disimpan,
kemudian digunakan lagi nantinya. Jenis kertas tersebut merupakan kertas washi, yang kemudian
dianggap cocok juga untuk origami. Kertas washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas Yen sangat kuat dan tidak mudah lusuh.
c) Kertas
printer atau kertas fotokopi biasa, berat 70 – 90 gram. Umumnya digunakan
untuk latihan membuat origami. Karena selain mudah didapat, harganya pun murah.
d) Kertas
berlapis foil, memiliki warna mengkilap dari lapisan aluminium tipis di satu sisinya.
Umumnya digunakan untuk membuat origami bagi keperluan dekorasi. Sejalan dengan perkembangan zaman, bahan yang
digunakan untuk origami tidak hanya kertas. Jenis material lembaran seperti seng atau aluminium
juga digunakan untuk origami dengan tujuan tertentu. Walaupun demikian, kertas tetap merupakan bahan
yang umum digunakan. Pada awalnya, origami tidak memerlukan alat apapun, karena
hanya diperlukan keterampilan dalam melipat. Namun, pada beberapa gaya origami
modern diperlukan beberapa alat dan bahan tambahan seperti gunting, perekat,
cat warna dan klip kertas.
Postingan selanjutnya insyaallah akan mengupas langkah-langkah membuat origami....
^____^
No comments:
Post a Comment