Hari ini saya berfikir keras, mengingat kembali dongeng - dongeng
apa saja yang pernah menghiasi dunia imajinasi saya tatkala masih kecil...
Ya, menjadi anak kecil sangat menyenangkan bukan? Tidak banyak
yang mereka fikirkan. Hanya sekumpulan imajinasi dan mimpi-mimpi indah yang
selalu menyelimuti mereka sebelum tidur.
Entah kenapa saya merasa tidak banyak dongeng yang saya tau
Heheeee... sedikit miris yak?
Alhasil...
Saya ingin menceritakan tentang dongeng Bunga Matahari...
Bunga matahari (Helianthus annuus L.) adalah tumbuhan semusim dari suku kenikir-kenikiran (Asteraceae) yang populer, baik sebagai tanaman
hias maupun
tanaman penghasil minyak. Bunga tumbuhan ini sangat khas: besar, biasanya
berwarna kuning terang, dengan kepala bunga yang besar (diameter bisa mencapai
30 cm). Bunga ini sebetulnya adalah bunga majemuk, tersusun dari ratusan
hingga ribuan bunga kecil pada satu bongkol. Bunga Matahari juga memiliki
perilaku khas, yaitu bunganya selalu menghadap / condong ke arah matahari atau heliotropisme.
Orang Perancis menyebutnya tournesol atau "pengelana Matahari". Namun, sifat ini disingkirkan pada berbagai kultivar baru untuk produksi minyak karena memakan banyak energi dan mengurangi hasil.
Orang Perancis menyebutnya tournesol atau "pengelana Matahari". Namun, sifat ini disingkirkan pada berbagai kultivar baru untuk produksi minyak karena memakan banyak energi dan mengurangi hasil.
Bunga ini sering ditanam di halaman rumah
karena warnanya yang cerah dan menjulang penuh keanggunan. Banyak orang yang
meminati bunga berwarna kuning dengan kelopak di sekelilingnya ini. Bahkan
sebagian orang percaya bahwa bunga matahari bisa mendatangkan keberuntungan.
Konon, jika kalian menanam tumbuhan di halaman
rumah, keluarga kalian akan menjadi tentram, bahagia dan harmonis. Namun
tahukah kalian legenda dibalik asal usul bunga matahari? Ternyata bunga dengan
sejuta pesona ini memiliki kisahnya sendiri.
Jadi begini kisah si bunga matahari itu...
Menurut legenda Yunani, bunga matahari
berasal dari wujud seorang nimfa yang jatuh cinta terhadap dewa matahari. Dalam
mitologi Yunani, nimfa merupakan salah satu kaum dari makhluk legendaris yang
berwujud wanita. Nimfa tinggal di tempat-tempat tertentu dan menyatu dengan
alam. Dikisahkan, seorang nimfa yang bernama Clytie jatuh cinta kepada Helios,
seorang dewa matahari. Setiap hari Helios selalu menjelajah angkasa dengan
segala kegagahannya, tanpa mempedulikan Clytie yang mencintai dirinya dan
selalu memperhatikannya baik di pagi, siang, maupun malam hari.
Kesetiaan cinta Clytie terbukti dengan
dirinya yang tak pernah berpindah tempat dari pagi hingga malam menjelang hanya
untuk terus memandangi Helios dan tak ingin berpaling darinya. Ia terus
menunggu lagi dan lagi untuk dapat melihat Helios kembali mengarungi angkasa.
Selama delapan hari Clytie melakukan hal itu, selama itu pula ia tak makan,
minum, bahkan meluangkan sedikit waktu untuk tidur. Clytie hanya ingin Helios
mengerti akan ketulusan cintanya.
Sayang, Helios tak pernah sedikitpun
menoleh dan menyadari kehadiran Clytie. Hingga suatu hari, secara tiba-tiba
keajaiban muncul di hari kesembilan. Akar mulai tumbuh di kaki Clytie. Tubuhnya
pun berubah menjadi batang tanaman. Kecantikan di wajahnya menjelma menjadi
keanggunan dari sebuah bunga menawan yang selalu menghadapkan wajahnya ke arah
sang matahari.
Sampai sekarang, selalu bunga matahari
mengikuti kemana arah matahari. Pagi, siang, dan malam dia akan selalu
mengikuti arah matahari berada...
Aduh...kasihan ya... menjadi bunga
matahari. Tapi memang begitulah cinta, rela melakukan apa saja untuk bisa selalu
mencintai seseorang. Bahkan dengan cara yang tanpa disengaja menyakiti dirinya
sendiri...
Buat teman-teman, sekedar mengingatkan
saja. Mencintai seseorang boleh, asal jangan berlebihan dan jangan melebihi
rasa cinta kita kepada Allah SWT.
^_____^
Sekian dulu ya, cerita hari ini...
Lanjut lagi next time...